Legenda
Desa Kiringan Kecamatan Takeran
Kabupaten
Magetan
Desa Kiringan Kecamatan Takeran ini
terdiri dari 3 dukuhan. Dahulu istilahnya bukan dukuhan, tetapi bahkan
kelurahan atau bekelan. Tiga bekelan tersebut adalah: Bekelan, Baheng,
Ganggong. Tentang cerita terjadinya desa Kiringan ini tidak lepas dari sejarah
Kota Magetan. Demikian kata almarhum pujangga tua Kiringan yang terkenal dengan
nama Mbah KYAI CIKAL. Beliau hidup didesa Kiringan ini dari tahun : 1810-1970.
Bagaimana kata Mbah Kyai Cikal ini, sebagai berikut :
Ibu Kota Magetan dahulu berada
didukuh Karangsono desa Gorang-Gareng, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan.
Dukuh Karangsono diambil dari kata : SASONO
HINGGIL. Sasono artinya rumah atau tempat, hinggil artinya tinggi. Jadi
Sasono Hinggil adalah tempat yang tinggi. Dukuh Karangsono ini dahulu tanahnya
tinggi(seperti Bukit).
Pada zaman dahulu, sungai merupakan
jalan raya. Pada umumnya secara kenyataan, semua ibu kota Kabupaten berada
ditepi sungai besar. Hal ini untuk memudahkan hubungan antar daerah yang satu
dengan yang lainya. Seluruh Karesidenan Madiun hanya Magetan yang tidak berada
ditepi sungai besar. Mengapa ibukota Magetan pindah ketempat yang sekarang ?
Dahulu Adipati Magetan berperang
dengan Adipati Madiun. Karena Adipati Madiun ingin memperluas daerahnya.
Adipati Madiun menghendaki agar daerah di kiri dan kanan Bengawan Madiun
menjadi kekuasaanya. Prajurit Adipati Madiun yang cukup banyak menyebrang
kebarat kedaerah Magetan. Terjadilah peperangan antara prajurit Madiun dan prajurit
Magetan. Kedua prajurit lawan ini saling mengumbar kekuatan, untuk mengalahkan
lawan mereka. Medan perang yang terakhir berada di dukuh Mangu Desa
Takeran(Mangu adalah kata bahasa jawa yang berarti bimbang. Mangu-Mangu). Siapa
yang mangu-mangu atau bimbang ? Yaitu kedua prajurit yang sedang berperang ini.
Mereka berani maju, tetapi juga mundur karena takut. Markas prajurit Magetan
ini berada disebelah Dukuh Mangu ini, yaitu Desa Kiringan sekarang ini. Dalam
pertempuran ini, Adipati Magetan merasa kurang kuat, karena jumlah prajuritnya
memang lebih kecil dibandinkan dengan jumlah Prajurit Adipati Madiun.
Akhirnya Adipati Magetan mundur dan
pergi menuju kaki Gunung Lawu, untuk melakukan “semedi”. Mohon kepada Tuhan YME
agar prajuritnya diberi kekuatan serta kemenangan. Prajurit Adipati Magetan
yang bermarkas disebelah selatan dukuh Mangu, setelah mendengar bahwa
pimpinanya pergi ke kaki Gunung Lawu, mereka turut mundur mengikuti dan menjaga
dengan cara melingkari tempat semedi sang Adipati Magetan. Mundurnya prajurit
Magetan kekaki Gunung Lawu ini berIRING-IRINGAN/berjajar-jajar,
sedang rakyat yang setia kepada Adipati Magetan juga mengikuti kekaki Gunung
Lawu. Itulah sebabnya maka daerah markas mereka yang berada disebelah
selatandukuh Mangu ini dinamakan KIRINGAN.
Sebab kepergian mereka yang mengikuti pimpinanya secara beriring-iringan.
Akhirnya menjadi Desa Kiringan sekarang ini.
Sumber
: Buku Asal-Usul Desa SEJARAH-LEGENDA-KESENIAN DAN TRADISI MASYARAKAT DI
KABUPATEN MAGETAN Jilid 3.
oo gitu ya, aku baru tau tentang dongeng ini. juga baru tau tentang bekelan. mungkin di masing2 daerah istilahnya beda2 kali ya, sebelum jadi kelurahan
BalasHapusIya :-), trimakasih sudah berkunjung
BalasHapusalmt dusun ganggong RT 17 RW 3 Magetan kab Takeran Magetan.ada yang ngerti nggak
BalasHapusalmt dusun ganggong RT 17 RW 3 Magetan kab Takeran Magetan.ada yang ngerti nggak
BalasHapusIa. Ngerti. Itu rumah saya. Ada pak
HapusTerimakasih besar di desa kiringan baru tahu asal usul desa kelahiranku
BalasHapus